Minggu, 20 Agustus 2023

Lantas bagaimana dengan diriku?

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 02.33 0 komentar
Menurut beberapa orang menikah adalah sebuah pencapaian yang besar dan berakhir bahagia. Menikah menjadi suatu "Goal" yang harus dicapai sebelum usia tertentu. Menikah merupakan suatu anugerah terbesar dan wajib dilaksanakan terutama bagi pasangan yang sudah lama berpacaran.

Namun sepertinya tidak denganku. Aku tidak merasakan menikah itu indah seperti yang dikatakan mereka dan tidak juga merasakan dijadikan ratu dalam rumah tangga. Aku yang sebelum menikah dan setelah menikah sama saja. Aku menjalani rutinitasku seperti biasa mencari nafkah untuk diriku sendiri dan ibuku, tidak ada tempat untuk berbagi cerita, keluh kesah dan aku menyembuhkan lukaku sendiri. Hanya saja setiap aku terbangun ada sosok laki disebelahku. Lantas apa gunanya pernikahan ini? Jika tidak ada komunikasi dan keharmonisan didalamnya. 

Jujur.. sampai saat ini aku masih bertanya-tanya tentang aku, kamu dan kita. Apa kita benar-benar saling mencintai? Apa kita hanya saling membutuhkan satu sama lain, namun tidak ada cinta didalamnya? Apa kita ada artinya di dalam kehidupanmu? 

Entahlah.. pertanyaan-pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa kutemukan jawabannya.

Tuan.. ku rasa kita berdua memang belum siap secara mental untuk ke jenjang ini. Karena kita masih sama-sama ingin bebas, masih sibuk dengan hobi kita masing-masing. Kalau seandainya saja waktu itu tidak ada pertanyaan "Kapan nikah? Kapan mau nyusul? Bla.. Bla.. Bla.."  mungkin kita tidak terburu-buru dan bisa mempersiapkan semuanya.

Kalau tau aku akan sesakit ini, mentalku telah dihajar habis-habisan oleh keadaan dan mungkin jika waktu bisa dapat diputar kembali, aku memilih untuk tidak memulai kejenjang selanjutnya bersamamu.

Dan saat ini aku menyesali yang telah terjadi antara kita. Maaf.

                                                 - AK🥀

Jumat, 05 Februari 2016

Ya Allah.. Tolong Sampaikan Rindu Ini Untuk Papah

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 01.17 0 komentar
Hai, Papah..

Apa kabarmu disana? Aku yakin papah pasti akan baik-baik saja karena papah selalu menjadi urutan pertama dalam perbincangan dengan Allah setiap harinya. Bagaimana dengan keadaan rumahmu disana? Pasti indah bukan? Sudah kubayangkan rumahmu akan dipenuhi banyak sekali bunga mawar dan lili berwarna putih.

Pah..
Dulu saat papah masih bersama kami, rasanya kita jarang sekali bercakap-cakap mesra. Mungkin karena faktor aku dan papah jarang bertemu. Papah sibuk mencari uang di kerawang dan aku sibuk kuliah di Jakarta. Kalau aku tidak salah ingat, waktu sehabis Papah di operasi. Papah mengajak aku, mamah dan adik jalan-jalan ke tempat Papah mencari uang. Kita menghabiskan waktu dengan makan siang bersama dan mengobrol, melupakan sejenak tentang kegiatan kita masing-masing. Walaupun Papah tidak dalam keadaan sehat, Papah tidak menunjukannya ke kami. Seperti biasanya Papah tetap tersenyum dan tertawa, seakan-akan kau tidak sakit apa-apa. Itu yang membuatku berfikir dan yakin, Papah pasti bisa sembuh. Namun ternyata takdir berkata lain. Allah telah memanggilmu pulang menuju surga-Nya pada tanggal 14 Mei 2014.

Pah, aku pikir ketidak-dekatan kita akan membuatku baik-baik saja selepas kau pergi. Namun, kenyataannya tak semulus yang dibayangkan. Awalnya aku memang sangat kuat. Aku berfikir aku mampu menggantikan posisimu sebagai tulang punggung keluarga. Aku bahkan sempat bekerja dan mencutikan kuliahku untuk sementara. Karena aku tau, semenjak kepergianmu keuangan dikeluarga akan berkurang. Ternyata mencari uang tidak segampang yang kupikirkan. Hanya duduk dikursi, menelvon dan menawarkan produk ke nasabah itu adalah rutinitasku di kantor tiap harinya. 4 bulan pertama aku merasa nyaman dan senang bekerja disana. Aku menemukan keluarga yang baru. Ketika aku merasa lelah, teman setim memberikan support dan nasihat kepadaku. Entah kenapa semenjak pergantian tim, aku merasa jenuh dan lelah dengan semua itu. Aku merasa tidak nyaman dengan tim yang baru. Dan sampai akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja dan meneruskan kuliahku kembali. Terpaan hidup telah membuatku setegar dan sesabar sekarang, namun kadang aku lelah. Jadi, seandainya kita bertemu lagi, bolehkah aku bercerita?

Papah..
Sekarang aku sedang bingung. Aku tidak tau harus melakukan apa. Kadang bersikap diam, ternyata tak membuat semuanya baik-baik saja. Akhir-akhir ini aku sering menangis sendiri dikamar. Aku sering tidak tega melihat mamah yang mencari uang, di gosipin yang tidak-tidak oleh tetangga, dan selalu di salahkan sama semua orang. Rasanya aku ingin berontak, tapi aku tak tau harus berbuat apa. Anak macam apa aku ini ya, pah? Jika saja kau ada disini, ingin sekali aku merangkulmu dan menangis habis-habisan. Mungkin kau akan berpesan hal sama seperti yang mamah katakan padaku. Aku harus bisa ikhlas dan sabar menerimanya. Setidaknya kau akan menguatkan hatiku.

Ya, seandainya. Itu semua hanya sebatas andai-andaiku saja. Karena kini kau telah pergi jauh dariku. Rasanya ingin sekali aku pergi ke tempatmu. Tapi dengan keadaanku saat ini, aku tak yakin bisa menemukan rumahmu, aku takut tersesat, Pah. Bagaimana dengan keadaan mamah dan adik? Aku kuat selama ini untuknya, aku berusaha menggantikan peranmu untuk menopangnya. Tidak kuasa rasanya jika aku harus pergi meninggalkannya. Terlebih lagi dengan cara bodoh yang akan sangat mengecewakannya.

Ok, back to the real world.. Tolong sampaikan saja pada Allah.. Berikan aku kemudahan dalam menjalani hidup ini. Hingga aku mampu memberikan yang terbaik kepada keluarga kecilku ini, terutama buat
papah disurga.

Anakmu sangat merindukanmu, Pah...


Amanda

Kamis, 09 April 2015

Hello 10 April!

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 05.33 0 komentar
Hari ini adalah hari dimana aku dilahirkan..
Hari ini adalah hari dimana seorang wanita cantik yang menjerit kesakitan, karena ingin mengeluarkan ku dari rahimnya..
Hari ini adalah hari dimana pertama kali aku mendengarkan pria tampan yang melantunkan adzan di telingaku..
Hari ini adalah hari dimana semua keluargaku menangis bahagia karena kehadiranku..

Usiaku kini mulai bertambah lagi, namun tak ada perayaan yang spesial untukku. Rasanya aku ingin melewati hari ini dengan cepat dan berganti dengan hari berikutnya. Bukannya aku tak senang dengan tanggal ini, namun karena aku merasakan ada yang kurang. Aku tak bisa lagi mendapatkan ucapan yang sederhana tapi terlihat mewah, tak bisa lagi mendapatkan cium kening dari seorang pria yang sangat aku cintai di dunia ini, yaitu papah ku.

Hari ini adalah ulang tahun ku yang pertama kali tanpa adanya kehadiran papah. Seandainya aku bisa minta kado yang spesial kepada Allah, aku ingin berjumpa dan merayakan ulang tahun ku bersamanya. Aku akan menceritakan perjuangan ku di akhir semester ini, aku ingin mengatakan,"Bahwa aku beruntung punya papah seperti dia. Seorang pria yang bertanggung jawab, rela berkorban mencari uang untuk keluarganya walau dalam keadaan sakit. Aku sangat mencintaimu, pah!"

Aku tahu itu tak akan pernah bisa terjadi. Karena aku tau papah pasti sudah bahagia disana. Maafkan aku yang masih sering menginginkan kehadiranmu disini, bukannya aku belum bisa nerima semuanya. Namun aku hanya masih belum terbiasa.Terimkasih ya Allah, untuk semua yang telah Kau berikan sampai saat ini. Tolong jaga papahku disana. Dan kasih tau kalo disini aku merindukan dan mencintai dia.



Wanita  berusia dua puluh dua tahun,
Amanda



Senin, 14 Juli 2014

Aku sangat mencintaimu, pah!

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 18.54 0 komentar
Detik.. Menit.. Jam.. Terus berjalan. Aku masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi pagi itu. Banyak orang yang datang memelukku, dan mengucapkan, "Yang tabah dan sabar ya kak, papah udah bahagia disana." Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, berbicara pun aku tak mampu. Air mata ini terus membasahi pipiku.

Tak lama kemudian terdengar bunyi suara sirine ambulan. Aku melihat mamahku turun, dilanjut dengan beberapa lelaki yang mengangkat keranda, lalu meletakannya di ruang tamu. Dan aku melihat seorang pria tampan yang terbelut dengan kain putih, tubuhnya yang sudah kaku dan dingin. Pelan-pelan aku memberanikan mendekatinya dengan napas yang tersengak-sengak dan air mata yang terus menetes. Pria tampan itu adalah papah ku. Sekujur tubuhku dari atas sampai bawah terasa tak mampu untuk digerakan.

Tepat sehabis sholat dzuhur, kami mengantarkan ke tempat peristirahatanNya yang terakhir. Sepanjang jalan aku tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa. Hanya saja air mata ini terus membasahi pipiku. Pikiranku kosong. Aku memandang wanita tua disebelahku yang tiada hentinya mengeluarkan air mata. Wanita itu adalah Ibuku. Ya Allah.. aku tak kuat melihat ibuku menangis seperti itu. apa yang dapat aku lakukan? apa aku mampu menjadi tulang punggung keluarga menggantikan papahku? Apa aku bisa membahagiakan keluarga kecilku ini?

Aku yakin dan percaya tidak ada yang tidak mungkin. Asalkan ada kemauan dan usaha dari diriku, untuk memperbaiki diri menjadi yang lebih baik dan dapat membahagiakan keluargaku, terutama papah yang sudah bahagia di alam sana. Ini adalah takdir yang harus aku dijalani dan semua orang pasti akan merasakannya. Ditinggalkan oleh orang-orang yang tersayang. Karena semua yang ada dan terjadi di dunia ini sudah ada yang mengatur. Namun bagaimana cara kita untuk menjalankan semua ini ke arah yang positif.

"Pah, hari ini aku akan mulai menjalani hari-hari tanpamu lagi. Aku berjanji akan menjaga dan membahagiakan mamah dan adik, aku akan berusaha untuk menjadi anak yang papah inginkan. Terimakasih banyak untuk semua jasa dan kasih sayangmu selama ini. Aku sangat bahagia mempunyai papah yang selalu bekerja keras untuk keluarganya, walau penyakit terus menggrogoti tubuhmu. Bagimu tidak ada kata lelah untuk membahagiakan keluarga. Semoga papah mendapatkan tempat terindah disana. Aku sangat mencintaimu dan akan merindukanmu."


14 Mei 2014
Anakmu, Amanda

Senin, 13 Januari 2014

14 Januari dan Kamu

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 22.58 0 komentar
Selamat pagi, tuan yang dulu pernah menjadi bagian terpenting. Hari ini tepat tanggal 14. Apakah kamu masih mengingat jelas tanggal itu? Atau mungkin sudah tak ada sedikitpun yang tersisa dalam ingatanmu? Ya... memang tidak penting bagi siapapun yang tak pernah mengalami hal spesial di tanggal empat belas. Bahkan mungkin kamu sudah menganggap tanggal itu biasa saja. Namun, tidak dengan aku. Masih sangat jelas dan tersimpan rapi, yang terjadi satu tahun lalu itu, antara aku dan kamu.

Ingatkah kamu, pada malam itu banyak sekali kata yang kamu lontarkan kepadaku, namun hanya satu kalimat yang sangat indah dan membuat ku berani membuka hati yang kosong dan sengaja tak berpenghuni oleh siapapun. Yang sampai akhirnya merubah semuanya, merubah yang semula hanya aku, hanya kamu, menjadi kita.

Aku mulai berani melewati banyak hal bersamamu. Kita habiskan waktu, dengan langkah yang sama, dengan denyut yang tak berbeda, begitu seirama.. tanpa cela, tanpa cacat. Semua terasa sempurna. Dan, aku bahagia. Bahagia? Benarkah aku dan kamu pernah merasa bahagia? Jika iya, mengapa aku dan kamu masih sering bertanya-tanya? Pada Tuhan, pada manusia lainnya, dan pada hati kita sendiri. Kenapa harus kamu ubah mimpi menjadi api? Mengapa kamu ubah pelangi menjadi petir? Mengapa harus kamu ciptakan luka, jika selama ini kamu merasa kita telah sampai puncak bahagia?

Ah sudahlah... semuanya sudah terjadi dan berubah. Tak ada yang harus kita sesali. Aku dan kamu kini sudah mempunyai kehidupan masing-masing. Kamu sudah memilih untuk menjalankan hidupmu dengan kekasihmu. Sedangkan aku? Hari-hari yang ku lalui masih sama. Aku masih mengerjakan rutinitasku. Dan, aku mulai berusaha mencari penggantimu. Mereka berlalu-lalang, datang dan pergi. Ada yang diam berlama-lama, ada yang hanya ingin singgah. Semua berotasi, berputar, dan berganti. Namun tak ada lagi yang sama, kali ini semua berbeda. Tak ada lagi kamu yang dulu, tak ada lagi kita yang dulu. Ya kenangan berasal dari masa lalu tapi tetap punya tersendiri di hati yang sedang bergerak ke masa depan.

Maaf, jika aku masih sering menulis tentang kamu dan kita. Bukannya aku ingin kembali, ataupun aku masih mencintaimu. Aku merindukanmu, hanya saja aku tak tahu bagaimana caranya menyampaikan rindu ini kepadamu. Aku ingin menjaga perasaan seseorang yang sekarang bersamamu dan aku tak ingin merusak kebahagiaan kalian. Akupun ikut bahagia, jika kamu bahagia. Selamat (gagal) satu tahun. Semoga kamu baik-baik saja disana.

14 Januari 2013 - 14 Januari 2014
Manda

Senin, 12 Agustus 2013

Lima belas Agustus

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 17.09 0 komentar
 "Meskipun engkau telah pergi, mungkin takkan kembali, aku disini, tetap disini, sayangku.. aku masih rindu padamu, aku masih sayang padamu, meski kini cintamu bukan aku - Mengejar Mimpi - Yovie & Nuno"

Hai, apa kabar kamu seseorang yang dulu pernah memberi hari-hariku warna setiap harinya? hari ini tepat tanggal 15 agustus, delapan minggu, dimana kamu memilih untuk pergi dariku. Sampai saat ini masih sangat terekam dalam ingatanku pertengkaran hebat yang berujung dengan kata putus terjadi malam itu, dan kenangan indah kita yang masih tersusun rapi. Kamu yang selalu membuatku tertawa dengan semua tingkah laku konyolmu yang dulu aku anggap sangat memalukan.

Sejak perpisahan itu, aku tak berusaha untuk sedikitpun melupakanmu, menghilangkan perasaan ini. Semuanya masih sama, aku masih mengerjakan rutinitasku dan menyibukan diriku dengan kegiatan-kegiatan diluar rumah. Hanya saja ada yang berbeda dan kurang, yaitu kamu! kamu adalah penyemangat untuk ku menjalankan setiap hariku dulu. Namun kini, tiada lagi kamu.. tiada lagi kita.

Kamu tahu, sayang.. Orang-orang disekitarku masih amat sering menanyakanmu. Aku tak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, sedangkan aku juga tidak tahu bagaimana kamu sekarang.

Aku masih saja menjadikanmu satu-satunya, bahkan aku masih sering mengkhawatirkanmu, sesekali aku masih mencari tahu tentangmu, keadaanmu disana tanpaku. Apakah kamu melakukan hal yang sama sepertiku? Aku salah, ternyata kamu tak melakukan semua itu. Dan sampai akhirnya aku harus menerima hal yang sangat menyakitkan dan sulit untuk aku terima. Kamu memilih untuk kembali menjalani hubungan dengan mantanmu. Aku masih ingat dengan semua perkataanmu tentang dia, dan alasan kamu menjalani hubungan dengannya waktu sebelum mengenalku dulu. Bukankah itu sama saja dengan munafik? Kamu kemakan omongan sendiri, sayang..

Seharusnya aku tak perlu merasakan sakit sedalam ini, dan memperdulikanmu lagi. Karena itu adalah pilihanmu, aku bukan siapa-siapamu, aku hanyalah masalalu mu yang mungkin tak pernah kamu pandang indah. Benarlah, aku yang terlalu bodoh. Aku masih tak berani untuk memutuskan diri untuk segera berhenti mengharapkan sesuatu yang tak mungkin lagi aku miliki secara utuh. Aku masih berjalan, terus berjalan, dengan penutup mata yang tak tahu sampai kapan harus menutupi pengelihatanku. Semuanya gelap, seperti hari-hariku tanpamu.... kosong!

Sekali lagi aku katakan, aku tak pernah sedikitpun melupakanmu dan menghilangkan perasaan ini. Biar waktu yang merubah semuanya. Aku percaya, akan ada yang jauh lebih indah setelah ini. Jika Tuhan mengizinkan, aku merubah sikapku dan hidupku dari awal. Entah itu dengan kamu (lagi) atau dengan orang yang baru, aku berusaha tak akan mengecewakan dan menyia-yiakan dia.


Dari seseorang yang merindukanmu dan pernah menjadi satu-satunya untukmu dulu.

Sabtu, 30 Maret 2013

Siapakah aku untukmu?

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 22.21 1 komentar
"Disaat aku menunggumu, diam yang selalu kau berikan, ku tak harapkan semua ini terjadi. Sejujurnya ku ingin kamu seutuhnya, namun kau buang semua harapan. Seharusnya kau pergi melepaskan diriku, jangan kau kembali, lupakan semua kenangan kita."
"Channel - Tentang Kita"

Ketika aku berusaha berjuang, tapi perjuanganku tak kamu pandang indah. Kupikir kita akan bahagia, namun ternyata aku tak ada artinya untukmu. Aku hanyalah sebuah jarum di tumpukan jerami-jerami. Yang mungkin tak akan berhasil ditemukan dan didapatkan.

Aku masih merasakan sesak yang sama. Aku tahu bahwa pada akhirnya aku akan sesedih ini, aku berusaha menghindari air mata sekuat yang aku bisa. Aku berusaha tak memikirkan semua yang apa aku lihat tadi. Namun.. Aku tak bisa menahan semua rasa sesak yang membuat sekujur tubuhku lemas. Aku seperti tidak bisa bernafas dan menggerakan seluruh organ-organ tubuhku. Aku masih tak percaya kamu setega dan sejahat ini. Siapakah aku untukmu? Apakah benar kamu masih sangat mencintainya dibandingkan aku yang sekarang menjadi kekasihmu? Apakah aku hanyalah seorang yang terlalu lugu untuk kamu permainkan?

Awalnya aku kira kamu adalah sesosok pria dewasa yang tak akan pernah menyakiti wanita. Karena kamu sangat mencintai dan menghargai ibumu. Namun.. Ternyata aku salah! Kamu tidak jauh beda dengan mereka yang hanya mempermainkan semua wanita, dan mereka akan membuangnya jika mereka sudah bosan.

Kamu tentu tahu seberapa dalam perasaanku padamu dan betapa takutnya kehilangan seseorang (lagi). Sedikitpun aku tak pernah memikirkan "perpisahan" selama ini, tapi ternyata hal yang begitu tak ingin kupikirkan pada akhirnya terpaksa masuk kedalam otak. Aku dan kamu tidak lagi seperti dulu. Sapaan tak lagi sehangat dulu, senyuman tak lagi semanis dulu dan tawamu tak lagi serenyah dulu.

Aku pikir kamu mencintaiku dan akan memperjuangkanku sama seperti apa yang aku lakukan selama ini. Kata-katamu bagaikan belati yang tajam tak berperasaan mencerca aku yang kamu cintai. Kamu membuatku merasa tak berharga untukmu. Aku merasa aku bukan siapa-siapa yang cukup penting untuk kamu pedulikan. Dan juga tidak cukup berharga untuk kamu pilih menjadi pendampingmu.

Ah.. sudahlah aku harus menerima semuanya! Karna dari awal aku memang tak yakin kamu akan serius denganku. Umurmu yang terlampau jauh dibawahku, yang masih labil-labilnya. Terimakasih untuk semua kebohongan dan kemunafikanmu selama 2 bulan lebih ini. Mungkin memaafkanmu sangat sulit untuk sekarang. Aku butuh waktu untuk sendiri dan melupakan semuanya. Tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghilangkan rasa sakitku. Aku tak meminta banyak kepadamu, "Perjuangkan dia yang menurutmu bisa membuatmu bahagia, jaga kepercayaannya dan hargai keberadaannya waktu masih bersamamu"

Dari seseorang yang tak ada artinya dimatamu
 

Mandaaa blogger♥ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review