Jumat, 05 Februari 2016

Ya Allah.. Tolong Sampaikan Rindu Ini Untuk Papah

Diposting oleh Amanda Khairunnisa di 01.17 0 komentar
Hai, Papah..

Apa kabarmu disana? Aku yakin papah pasti akan baik-baik saja karena papah selalu menjadi urutan pertama dalam perbincangan dengan Allah setiap harinya. Bagaimana dengan keadaan rumahmu disana? Pasti indah bukan? Sudah kubayangkan rumahmu akan dipenuhi banyak sekali bunga mawar dan lili berwarna putih.

Pah..
Dulu saat papah masih bersama kami, rasanya kita jarang sekali bercakap-cakap mesra. Mungkin karena faktor aku dan papah jarang bertemu. Papah sibuk mencari uang di kerawang dan aku sibuk kuliah di Jakarta. Kalau aku tidak salah ingat, waktu sehabis Papah di operasi. Papah mengajak aku, mamah dan adik jalan-jalan ke tempat Papah mencari uang. Kita menghabiskan waktu dengan makan siang bersama dan mengobrol, melupakan sejenak tentang kegiatan kita masing-masing. Walaupun Papah tidak dalam keadaan sehat, Papah tidak menunjukannya ke kami. Seperti biasanya Papah tetap tersenyum dan tertawa, seakan-akan kau tidak sakit apa-apa. Itu yang membuatku berfikir dan yakin, Papah pasti bisa sembuh. Namun ternyata takdir berkata lain. Allah telah memanggilmu pulang menuju surga-Nya pada tanggal 14 Mei 2014.

Pah, aku pikir ketidak-dekatan kita akan membuatku baik-baik saja selepas kau pergi. Namun, kenyataannya tak semulus yang dibayangkan. Awalnya aku memang sangat kuat. Aku berfikir aku mampu menggantikan posisimu sebagai tulang punggung keluarga. Aku bahkan sempat bekerja dan mencutikan kuliahku untuk sementara. Karena aku tau, semenjak kepergianmu keuangan dikeluarga akan berkurang. Ternyata mencari uang tidak segampang yang kupikirkan. Hanya duduk dikursi, menelvon dan menawarkan produk ke nasabah itu adalah rutinitasku di kantor tiap harinya. 4 bulan pertama aku merasa nyaman dan senang bekerja disana. Aku menemukan keluarga yang baru. Ketika aku merasa lelah, teman setim memberikan support dan nasihat kepadaku. Entah kenapa semenjak pergantian tim, aku merasa jenuh dan lelah dengan semua itu. Aku merasa tidak nyaman dengan tim yang baru. Dan sampai akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja dan meneruskan kuliahku kembali. Terpaan hidup telah membuatku setegar dan sesabar sekarang, namun kadang aku lelah. Jadi, seandainya kita bertemu lagi, bolehkah aku bercerita?

Papah..
Sekarang aku sedang bingung. Aku tidak tau harus melakukan apa. Kadang bersikap diam, ternyata tak membuat semuanya baik-baik saja. Akhir-akhir ini aku sering menangis sendiri dikamar. Aku sering tidak tega melihat mamah yang mencari uang, di gosipin yang tidak-tidak oleh tetangga, dan selalu di salahkan sama semua orang. Rasanya aku ingin berontak, tapi aku tak tau harus berbuat apa. Anak macam apa aku ini ya, pah? Jika saja kau ada disini, ingin sekali aku merangkulmu dan menangis habis-habisan. Mungkin kau akan berpesan hal sama seperti yang mamah katakan padaku. Aku harus bisa ikhlas dan sabar menerimanya. Setidaknya kau akan menguatkan hatiku.

Ya, seandainya. Itu semua hanya sebatas andai-andaiku saja. Karena kini kau telah pergi jauh dariku. Rasanya ingin sekali aku pergi ke tempatmu. Tapi dengan keadaanku saat ini, aku tak yakin bisa menemukan rumahmu, aku takut tersesat, Pah. Bagaimana dengan keadaan mamah dan adik? Aku kuat selama ini untuknya, aku berusaha menggantikan peranmu untuk menopangnya. Tidak kuasa rasanya jika aku harus pergi meninggalkannya. Terlebih lagi dengan cara bodoh yang akan sangat mengecewakannya.

Ok, back to the real world.. Tolong sampaikan saja pada Allah.. Berikan aku kemudahan dalam menjalani hidup ini. Hingga aku mampu memberikan yang terbaik kepada keluarga kecilku ini, terutama buat
papah disurga.

Anakmu sangat merindukanmu, Pah...


Amanda
 

Mandaaa blogger♥ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review